Saturday, 26 January 2019

Menjadi Jurnalis


Berkesempatan menjadi jurnalis selama 30 hari merupakan salah satu pengalaman yang berkesan bagiku. Mendapatkan berita itu tidak semudah yang kita duga. Berkerjaran dengan waktu dan jarak adalah tantangan yang harus ditaklukkan. Apalagi, dengan karakterku yang pemalu dan introvert cukup menjadi tantangan bagiku. Menjadi seorang jurnalis, kita dituntut untuk cepat beradaptasi dengan medan yang akan dilalui. Kita dituntut untuk aktif guna mendapatkan berita, mendapatkan informasi liputan dan tentunya bersosialisasi dengan rekan sesama jurnalis. Selain itu, sebagai seorang jurnalis kemampuan dalam mengolah sebuah informasi hingga menyajikan sebuah berita yang berimbang dan sesuai dengan fakta juga harus dimiliki. Dan juga kemampuan menulis dibawah tekanan deadline. Namun, menjadi seorang jurnalis semakin membuka mataku akan besarnya kehidupan diluar sana. Menemukan orang-orang yang inspiratif dalam bidangnya dan memberikan pelajaran baru tentang makna kehidupan. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang seringkali keluar ‘sudahkah menjadi manusia hari ini?’, ‘sudahkah kamu membantu orang lain hari ini?’ dan juga pertanyaan-pertanyaan lain yang seringkali bergejolak. Tak lupa, menjadi seorang jurnalis juga menjadikanku lebih bersyukur dan memaknai kehidupan. Kita menjadi tahu bahwa tulisan atau liputan dihari itu hanya satu dari sekian kejadian terliput oleh media, dan yang lainnya kadang masih luput oleh tangkapan media.
Jika ditanya bagaimana melawan kekurangan-kekurangan pada diriku? Jawabannya tentunya sulit. Tapi aku selalu ingat, aku yang memulai dan aku yang memilih. Tentunya aku harus bertanggung jawab dengan pilihan yang aku ambil. Menjadi berani dan percaya diri adalah jawabannya. Awalnya jika aku tidak tahu atau bingung dengan suatu lokasi liputan, aku akan mencari sendiri dengan smartphone, atau hanya bertanya dengan orang yang aku kenal. Akibatnya, otomatis aku harus berangkat jauh lebih awal darijam liputan untuk menyediakan waktu apabila aku kurang tau mengenai medan yang akan dihadapi. Meski faktanya, jika aku bertanya dengan satpam permasalahan tempat selesai. Pengalaman-pengalaman itu yang menjadikan aku berani, berkenalan dengan orang baru, bertanya jika tidak tahu, dan melangkah dengan percaya diri asalkan kita benar dan dijalur yang benar.
Ah sekian pengalamanku menjadi seorang jurnalis, kekurangan bukan sebagai kelemahan, melainkan sebagai kekuatan untuk kita berpijak dan menjadi lebih baik lagi dan lagi.

Berikut adalah beberapa hasil liputanku yang published



Liputan pertama yang published