Saturday, 26 August 2017

Menghargai dan Dihargai :)

Selamat malam minggu man-teman.
Malam Minnggu, rehat gih. Otak kita juga perlu buat istirahat, ngak buat mikir terus. Wkwk. Tapi, kayaknya nih banyak yang udah buat istirahat otaknya meski ngak malam minggu. Hehehe.
Hm, kali ini aku mau bahas topik tentang menghargai. Yyap M-E-N-G-H-A-R-G-A-I.
Apasih pandangan kalian tentang menghargai? Menurut kalian menghargai itu penting ngak sih? Mungkin, bagi sebagian orang menghargai itu terasa sulit untu di tampakkan. Tapi, ngrasa ngak sih apa dampak yang kita rasakan ketika kita tidak dihargai? Banyak banget ngak guuys? Ketika kita ngak di hargai masih semangatkah kita? Kadang, rasa simpati dan hormat itu perlahan menghilang ketika kita ngak di hargai. Iya ngak?
Semisal gini nih, ketika kalian ada forum diskusi atau kepanitian contohnya. Ketika membahas beberapa topik, kalian usul nih, tapi teman-teman kalian no respect. Apa yang kalian rasakan? Pastinya kalian akan merasa tersisihkan atau ngak merasa ngak di hargai, merasa minder, dan akibatnya pada kepanitian-kepanitiaan selanjutnya kalian memilih absen. Hm, bukan maksud mengajak kalian absen sih ketika ngak di hargai. Hehehe. Maksud gue nulis gitu tu untuk menggiring opini kalian guys. Coba deh posisikan ketika kalian menjadi tokoh yang ngak di hargai, kira-kira akan begitu kan? Seminimal beri deh tanggapan buat yang uudah memberi ide atau pendapat, kalau kalian ngak setuju kalian ajaklah si doi brainstorming atau ngak beri penjelasan tentang ide dia. Jadi si dia tetep semangat dan ngak merasa minder. Menghargai sebuah ide itu ngak terlalu sulit kok guys, minimalnya kalian tetep tersenyum dan beri dia ucapan terimakasih dan apabila pendapat nya ngak kalian terima tambahkan maaf. Yang gue bingung 2 kata itu, kok rasanya akhir-akhir ini sudah jarang banget ya didengar. :(. Bukan tentang ihklas atau tidaknya dia memberi atau menyumbangkan ide guys, tapi tentang menghargai. Manusiawi ngak sih ketika ada yang udah berpendapat tapi dikacangin dan dia sakit hati? Sadar ngak siih kita selalu menjudge orang yang sakiit hati ketika ide nya ngak dianggap? Menurutku masalah dia menarik diri bukan karena sakit hati tapi karena minder juga  kurangnya apresiasi kita terhadap ide itu. Coba bayangkan ketiika seseorang yang kalian anggap idenya ngak bermutu, kemudian ia menarik diri dari segala kegiatan bersama padahal ia termasuk aset yang berharga di kegiatan-kegiatan lain. Pasti kita nyesel kan, dan tambah menjudge orang tersebut. Padahal sadar atau ngak kita tuurut andil dalam membuat ia menjadi pribadi yang menarik diri atau rendah diri.
Lain halnya dengan kasus kerjasama. Suatu hari nih, kita ada kerja bareng deh, kemudianbanyak dari kalian yang absen. Padahal nih deadline nya besok, kemudian ada seseorang yang mengerjakan hingga begadang dan memperjuangkan tugas itu, tapi ketika kalian masuk besoknya dan nilainya keluar diluar bayangan kalian dan  dengan resenya kalian mengolok-ngolok pekerjaan orang tersebut padahal kalian sama-sekalai ngak mengerjakan. Bayangkan, kalau tanpa dia bukannya lebih parah ya tugas kalian? Kenapa, ngak kalian bersyukur gitu guys. Udah dikerjakan, dan kalian terima jadi. Sadar ngak sih hal itu menjadikan si dia yang mengerjakan jadi penutup. Kan kasihan guys,.

Kita bisa menjudge orang yang tidak dihargai dengan berhati sempit, ataupun mudah marah. Padahal, sadar atau ngak seringnya kita juga merasa demikian ketika kita berada di posisi dia. Dan merasa kita harus dihargai. Kalau gue bilang posisikan diri lo pada keadaan apapun itu, sehingga ketika kita berada di posisi apapun kita lebih hati-hati minimalnya dengan alasan kita juga ngak mau di posisi dia. Meski banyak alasan lain yang jauh lebih bagus daripada alasan itu yang terkesan mementingkan diri lo sendiri.  Jadi, hargai sekecil apapun itu yang teman ataupun orang lain lakukan untukmu. Hargai lah sekecil apapun itu, meski dengan ucapan makasih dan maaf. 

Tetep semanggat. Happy weekend 

Thursday, 24 August 2017

Tanggungjawab dan Konsekuensi

Hi guysss, besok friday freeyay wkwkwk 
Sebenarnya hari ini aku mau ngangkat  topik random yang beberapa hari ini mengusik pikiran gue. yap, tentang "kewajiban". 
Hm, sebenarnya apasih kewajiban itu? apa sih konsekuensinya? 
Okey, let's take the breathe wkwkw. Jadi gini kadang tuh gue kesel sama banyak orang. Bukan kesel tanpa alasan yaa. 
Generasi zaman sekarang nih kayak mengannggap enteng kewajiban gitu. Dia tahu apa resiko yang dia ambil, tapi seolah abai dengan resiko itu. 
Ada yang tahu arah apa yang ingin gue bahas? haha, baca sampai abis aja deh. 
Kita hidup pasti punya peran dan satutus kan guys? Peran entah sebagai masyarakat ataupun peran sebagai pelajar. Sedangkan kita punya status sebagai anak. wkwk. Sesimpel itu bukan, tapi eits ternyata ngak sesimpel itu bukan. Dari setiap peran dan status itu pasti ada pertanggungjawabannya bukan? 
Seperti ginih, kalian statusnya sebagai pelajar. Apakah kalian terus belajar? hm, bukan dalam artian belajar terus-menerus. Pasti sebagian dari kalian belajar kalau disuruh. wkwkwk. 
Nah sesimpel itu bayangan pendeknya, tapi yang mau gue bahas lebih menjurus ke peran kita setiap hari. 
Bagi kalian, entah appaun itu statusnya. Pasti pernah bukan janjian sama seseorang, dan menurut kalian janjian itu urgent banget. Tapi temen janjian kalian mengannggap itu biasa aja. Sebelkan pastinya. Lebih pendeknya, ketika kalian ada sebuah kerja kelompok. Nah, udah di bagi nih anggotanya. Pasti sadar atau ngak sadar, yang kalian lakuin adalah mbatin dalam hati tentang siapa yang jadi anggota kelompok kalian. Wah si A mantap, dia bertanggungjawab banget. Duh si "B", dia kan malesan. Wah dapat si "C", dia kan mageran. Dan banyak banget komentar-komentar yang mengikuti, padahal ya guys kelomppokkan aja belum nethingnya sudah. Tapi, apa salah kalau pola pikir itu terbentuk dalam pikiran kita, ketika realita nya seringkali seperti itu? Pendapat seseoorang tersebut, pasti didasari sama kebiasaan kita bukan? Yyap, kebiasaan. Sadar ngak sih, seringbanget ketika ada temen kita dalam sebuah kelompok yang tanggap, pasti kita abei dengan tuugas itu. 
Merasa ada yang jadi temeng kita dan anggapan pasti orang itu ngak bakal tega kalau tugasnya ngak selesai. Atau gini, kalau kita dapat temen yang abei dengan tugas, serinng baget kita ngumpat dan mengomentari sana-sini, meski tetep di kerjakan. Atau ngak gini, kalau ada temen kita yang gerak, tapi kita merasa lebih pintar dan kita lagi mager, kita akan mencemoooh hasil pekerjaan itu. Dan, pada akhirnya ketika tugas itu selesai, ketika ada masalah, endingnya salah-salahann. Bener ngak hayo? 
Sadar ngak sih, ketika kelompok itu sudah di bagi, tanggug jawab kita tuh sama guys. Menyelesaikan tugas itu bersama-sama dan dengan sebaik-baiknya. Bukan melempar tanggungjawab seenak hati kita. Bukan sok atau apapun itu, tapi ketika nama kalian udah disebut dalam kelompok tsb, berati sudah ada tanggungjawab yang harus kalian pikul bukan? Jadi, kerjain bareng-bareng ya guys, jangan asal lempar. Okey. 
Lain kasus dengan gini, ngaret. Yap ngaret. Sering banget ngak sih, kita janjian semisal jam 7 buat kerkel, tapi jam 10 baru ngerjain, parahnya banyak yang ngak datang. Kaan sedih. Budaya ngaret, sadar ngak sih, budaya itu amat menyusahkan -_-. Itu tuh salah satu kebiasaan yang menghancurrkan agenda. Bayangkan nih guys, orang-orang yyang on time waktunya kebuang sia-sia buat nunggu kalian. Trus yang awalnya selesai jam 1, jadi molor lagi. Atau ngak kalian yang ngaret tadi punya acara jam 1, pasti kalian akan meninggalkan kerkel itu dan endingnya kerkel ngak jalan sesuai rencana. Kan ya rugi guys. Parahnya lagi waktu kerkel mainan HP semua. Duh, alamat dehhhh. 
Entah, gue bukan orang yang baik guys, yang selalu on time, ataupun yang selalu kerja dalam kerkel. Tapi sebagai manusia, baiknya mengingatkan bukan?
Ketika tanggungjawab itu ada dipundak kalian, apapun itu pasti ada konsekuensinya. Apapun itu konsekuensinya, entah akan berlari kepadamu atau teman-temanmu. 
Tapi, pasti ada konsekuensi itu sebagai bentuk tanggungjawabmu. Kalau kek gini, masih muda gini, kita udah bergantungnya kebangetan, bagaimana kita nantinya? 
Mungkin, sekarang kita masih ada teman yang menjadi temeng, tapi bagaimana ketika posisi teman itu hilang ataupun sudah lelah? Karena, akan ada saatnya dia lelah dan berhenti menjadi temengmu karena ini hidupmu bukan hidup mereka. 
Sekian guys, happy freeyay 

Wednesday, 23 August 2017

Manusia Zaman Kekinian

Selamat malam teman-teman kuh, diskusii yuk
menilik berita yang heboh akhir-akhir ini tentang keegoisan manusia.
mungkin bagi sebagian orang gaya hidup mewah menjadi parameter trendi untuk bergaul,
atau mungkin juga seseorang merasa di hormati ketika barang-barang branded melekat pada tubuhnya,atau berbagai alasan-alasan yang lain. tak adil rasanya jika kita langsung menghakimi dia tanpa tau alasan. meski mengetahuipun kita tetep menghujat, iya kan.apalagi kalau caranya salah. hm.
sadar ngak sih, pola hidup seperti itu juga karena kesalahan kita. ketika mereka memakai pakaian ataupun berplesiran keluar negeri kita akan memandang mereka W.O.W. kemudian menjunjung dengan pujian-pujian yanng menerbangkan pikiran. hingga akhirnya semua orang menempuh cara itu untuk mendapatkan pujian itu.
Kita orang Indonesia, dikenal dengan keramahannya. ramah dalam artian postive loh ya, bukan ramah untuk mengomentari sesuatu yang tak patut untuk kita komentari. banyak dari kita, yang ikut-ikutan. mengjudge sana-sini, padahal tidak tahu apa-apa. mebesar-besarkan sesuatu, yang aslinya bukan kapasitasnya untuk berbicara. mungkin salah satu penyebabnya adalah media sosial. yap, media sosial. kenapa? sadar ngak sih apa yang kita bagi di media sosial seperti gaya hidup kita yang
terkesan W.O.W bisa menimblkan presepsi lain. tidak salah sih membagi kebahagian di media sosial, membagi plesiran, ataupun membagi barang apa yang kita miliki. namun, ingat guys tidak semua orang bisa menangkap apa yang kita bagi. hm, maksudnya gini apa yang kalian bagi pasti yang senang-senang kan, paddahal di balik pencapaian itu butuh perjuangan eksttra yang harus kalian lakukan.   tapi, apakah followers mu tahu? sedang yang mereka liat kamu happy dengan plesiran-mu, dengan barang brandedmuu. hal inilah yang memicu mereka memiliki seperti apa yang kamu miliki, dengan segala cara. Jadi, hati-hati saat posting ya guys.
lain jjuga dengan masalah pandangan kita pada sosok yang kita pandang W.O.W ketika kita bertemu dengan orang yang memakai barang branded atau jabatan tinggi. entah sadar atau ngak, kita pasti terkagum-kagum dengan sosok  tersebut. dan pujian yang kita lontarkan menerbangkan mereka. tidak salah, kita memuji, tappi jangan berlebihan guys! kalau pujian kita terlalu berlebihan, sadar atau ngak akan membentuk sifat selalu ingin dipuji pada pribadii tersebut. daan apa akibatnya? orang terebut akan mempertahankan apa yang dia miliki dengan segala cara. mungkin bisa kita amati berbagai kasus yang ada di sekitar kita saat ini. ehm, kasus korupsi, pembullyan, penipuan dan kawan-kawannya. sadar atau ngak muara kasus itu pola hidup. yap, p-oo-l-a h-i-d-u-p. kenapa kok p-o-l-a h-i--d-u-p? sadar ngak, ketika kita hanya memiliki uang 5000, namun kita makan makanan yang harganya 5500. hm, ngak papa lah toh hanya selisih 500. eehh, kok ngak papa. ya jangan atuh, coba kalikan 500 kali seminggu udah 3500. nah itu kkalian dapat dari mana? jika terus-terusan pasti endingnya gali lubang tutup lubang. ya kan!
hm, sebenarnya bukan kapasatas gue menulis seperti ini, karena gue juga bukan orang yang selalu benar. hm. pesen gue bagilah sekiranya apa yang pantas kalian bagi. yang sekiranya tidak mendapatkan pandangan yang salah pada orang lain. ingat, sekalipun kalian bagi, apa yang kalian dapat? dan ketika kalian bagi, bisa saja menimbulkan persepsi lain. karena, orrang lain tidak akan tahu seberapa waktu yang kita habiskan untuk mencapai titik itu, yang meraka tahu hanya rabaan dari luar.
s-e-m-a-n-g-a-t.

Tuesday, 22 August 2017

Selamat Datang Angkatan 17

Hiiii angkatan 17
cieee, udah jadi mahasiswa dan mahasiswi nih ya
Menginjak jenjang kuliah dan menyandang gelar mahasiswa baru, mungkin adalah waktu yang kaliann tunggu-tunggu.
bagi sebagian orang, menyandang status mahasiswa baru adalah masa di mana kita bebas berbuat sesuka hati kita.
dimana, bagi anak rantau adalah momen terlepasnya dari kekangan orangtua.
well, awalnya aku pun merasa begitu. jauh dari orangtua dan menjadi mandiri. bagi gue dulu, menjadi mandiri dan terbebas dari kekangan orangtua adalah momen berharga. Why? gue yang anak rumahan, dimana dikit-dikit harus lapor, dikit-dikit ngak boleh, dan kemana-kemana seringnya diantar, sangat berekspektasi untuk menjadi remaja yang bisa bebas berekspresi, bebas mau nglakuin apapun selama
menurut gue itu hal positif. ternyata, it's just your exspextation, realitanya kalian akan kangen masa-masa sma kalian, homesick tiap hari, dan kangen ngumpul bareng keluarga.
dan pada akhirnya, kalian akan menyadari indahnya kebersamaan sama keluarga. dan, menjadi mandiri itu ngak semudah yang kalian bayangkan. yang biasanya sarapan, eh sekarang
karena ngekos sarapannya jadi jam 10, untung-untung sarapan, seringnya mah di gabung sama makan siang. alasannya? bukan karena ngak sempat, tapi kita terlalu mengampangkan. hehe
lainnya, biasanya malem sebelum tidur curhat sama Ibu atau Ayah, sekarang hanya via suara. apalagi pas kena kegiatan malam, dan hanya liat foto mereka. baper pastinya. hmhmhm
Banyak yang bilang kuliah ngak seindah FTV. yap, menjadi mahasiswa itu amanah guys. kalian yang anak rantau, di amanahin buat belajar, jadi jangan main melulu ya!.
bermain boleh, tapi ingat porsi yaa. truss, jangan lupa hubungin orangtua kalian. meski cuma WA aja, usahain nih tiap pagi sama malam WA orangtuanya, masak pentegin grub
tiap menit, barang WA ortu ngak bisa. M-A-L-U guys.
Trus nih ya, nantinya kalian akann mengenal lingkungan baru, dimana banyak orang akan melebur dalam satu kesatuan. di bawah naungan universitas kalian. disana,
kalian akan bertemu, berinteraksi, berteman bahkan bersahabat dengan orang-orang baru. hm, kalian boleh berteman dengan siapapun, tapi ingat guys jangan mudah terbawa arus ya.
Ambil sisi positive yang bisa kita ambil untuk pelajaran dalam pertemanan kalian, dan buat sisi buuruknya. hm, istilah lain pilah-piilah pergaulan hehe. hm, apa yaa. oh yaaa yang mungkin sebagian dari kalian merasakan nantinya, fenomena salah jurusan. hm, urgent ya guys. namun, percaya atau tidak pastinya dalam setiap maba hampir dari semuanya merasakan salah jurusan. ngak hanya yang memang dari awal menerima jjurusan itu pada priorotas ke-2 atau ke-3, bahkan
yang pilihan ke-1 pun juga merasakan yang namanya salah jurusan. jadii tetep semangat yaaa...
menjadi mahasiswa itu amanah, bukan hanya dari orangtua kalaian aja guys, tapi juga dari seluuruh warga masyarakat. salah seorang dosen berkata "Uang UKT yang kalian
bayarkan, itu tidak ckup untuk membayar fasilitas yang kalian dapatkan di kampus. dan dari mana kekurangannnya? dari uang rakyat (pajak)". intinya, kalian mahasiswa baru
adalah semangat baru warga negara di luar sana untuk sebuah perubahan yang lebih baik.
semangat, uudah 72 tahun lhooo. jangan loyyooo, okay :)