Masa-masa
akhir sekolah adalah masa penentu. Ujung tombak dari apa yang kita pelajari
ditiga tahun terakhir. Acapkali pada masa ini, pertanyaan-pertanyaan mengenai
mau lanjut dimana? Atau mau ambil apa setelah lulus? Seringkali terdengar dan
seperti pertanyaan wajib. Entah ini dari hati atau sekedar pertanyaan basa-basi
😊 . Nyatanya, ringannya pertanyaan ini bisa menjadi cambukan
semangat atau juga bisa menambah beban kefrustasian siswa tingkat akhir. Ditengah
sistem pendidikan Indonesia yang mewajibkan banyaknya materi yang harus
dipelajari dan kegalauan tentang materi apa yang nantinya diujikan.
Ditengah
rasa kefrustasian itu, muncul salah satu solusi yang acapkali ditawarkan. Yap,
bimbingan belajar. Tentunya, saat ini program bimbingan belajar atau bimbel sudah
banyak dibuka. Dimulai dari kelas TK hingga kelas alumni. Dari biaya Cuma-Cuma hingga
puluhan juta. Ada program private dimana guru yang menghadiri murid ataubahkan
program disuatu kelas dengan kapasitas terbatas. Tentunya, program ini sungguh
menarik, apalagi dengan iming-iming fasilitas yang memadai.
Bagi
sebagian orang, adanya program bimbel sungguh sangat membantu, apalagi ketika dihadapkan
waktu belajar yang kurang ataubahkan faktor dari dalam diri. Tapi, apakah program
belajar selalu bisa meloloskan siswanya? Tentunya, jawabannya tidak. Enth program
dengan harga Cuma-Cuma ataupun harga puluhan juta semua kembali kepada pribadi
masing-masing. Banyak dari anak bimbel yang bisa masuk ke Univ bergengsi
ataupun sekolah bergensi, tapi juga banyak anak non bimbel yang demikian tidak
kalah kerennya.
Dalam
bimbingan belajar, kita akan diberikan ulasan materi tentang apa yang diajarkan
disekolah, atau rumus-rumus cepat yang acapkali ditawarkan sehingga waktu tak
terbuang sia-sia. Selain itu fasilitas
buku penunjang dan juga jam tambahan yang pasti membuat kita punya waktu
belajar yang lebih. Dan apabila disungguhi tentunya memberikan efek positive
bagi kita.
Ada
positive ada negative. Tentunya, selain bimbel yang baik harganya cukup menguras
kantong, bimbingan dengan jumlah kelas terbatas 20 anak misalnya, sama halnya
dengan sekolah, tentunya kita harus mengikuti juga kemampuan teman. Dan dalam
satu kelas usahakan untuk memiliki tingkat penyerapan yang hampir sama,
sehingga dalam kelas bimbel ngga ngeras rugi ataupun tambah males. Untuk rumus
cepat yang ditawarkan, pribadi saya lebih menyukai untuk belajar dan mematangkan
konsep. Karena, materi yang disampaikan di Sekolah dasar, akan diperdalam di SMP,
dan akan lebih diperdalam dikelas SMA. Tentunya, ketika kita memegang konsep,
bukan semata hafalan, sangat berharga untuk kelanjutan jenjang pendidikan kita
kedepannya. Bukan hanya semata untuk lolos seleksi.
Ikut
bimbel tentunya kita harus memanfaatkan fasilitas itu dengan semaksimal
mungkin, rugi uang jika tidak dimanfaatkan. Kalau pendapat pribadi ikut bimbel
bukan jaminan, harus ada motivasi tinggi. Karena paling utama motivasi dari
diri sendiri. Rugi waktu rugi tenaga ikut bimbel puluhan juta tapi ngga punya
motivasi, pasti menjalani dengan setengah-setengah. Maksimalkan fasilitas yang
ada, dan jangan gantungin diri dengan program bimbel yang diikuti.
Untuk
yang ngga ikut bimbel jangan berkecil hati, perbanyak motivasi dan belajar. Bimbel
atau bukan perihal waktu, kemauan dan tentor. Tentunya perbanyak kenalan yang
siap dijadikan tentor atau perbanyak teman jika kurang paham atau kurang
mengerti.
0 comments:
Post a Comment