Saturday, 9 September 2017

Komentar yang Tidak Sesuai Koridor

Malam teman-teman. Sudah lama ya aku ngak update. Malam ini Aku bahas deh tentang komentar.
Menurut kalian nih, komentar itu penting ngak sih? Tapi, gimana kalau kita komentar tapi tidak sesuai kapasitas kita? Masihkah itu dibilang penting?
Sejatinya, apa sih komentar itu? Komentar adalah ulasan atau tanggpan. Memberi tanggpan guys. Iya ngak?menurut kbbi sih itu. Komentar itu sifatnya harus membangunkan ya, dan kalau membangun pasti kita memberikan komentar atas suatu latar belakang permasalahan yang kita ketahui.
Bagi sebagian orang, menulis dan berucap adalah dua kata yang paling mudah dilakukan. Dan seringnya, tanpa dilalui proses berfikir. Duh bahasamu kok jleb ya! Bukan maksud aku menggurui ataupun sok dengan menulis seperti ini. Aku hanya berusaha hehe.  Atau banyak dari kalian yang sedang membaca postingan ini berkata “sok bener banget” atau “kek ngak pernah aja!”.
Entah menjadi sebuah kebiasaan ataupun itu ketika kita dihadapkan dengan sesuatu hal yang kita tidak sukai, kita menjudge terlebih tahu, tanpa repot-repot mencari tahu dalamnya. Dibumbui komentar yang pedas kita ucapkan atau ngak kita tulis itu komentar -_-. sadar ngak dibalik komentar yang kalian ucapkan tanpa pemikiran, bisa menjatuhkan orang yang sedang memperjuangkan hal itu. Dengan keras, dan penuh perhitungan. Bahkan perjuangan yang tanpa kalian lihat. Dan lalu hanya komentar pedas yang berasal dari luaran tanpa tahu maksud dan tujuannya kalian lontarkan dengan pedas. Sakit tahu, gimana kalau diposisi kalian? Apalagi kalian pernah merasakannya, entah sadar atau ngak itu juga kalian nikmati dimasanya. Kasian bukan!
Ada laginih, ada yang tau artis Ayu Ting Ting, kadang aku bingung apa yang ia lakukan hingga ribuan orang yang menghujatnya dengan seribu komentar pedas. Cukup! Bukan kapasitas saya mengomentari karena saya juga tidak tahu menahu apa yang dilakukan Ayu. Tapi, satu yang menjadi sorotan, kenapa anaknya yang masih kecil juga ikut dihujat? Apakah anak sekecil itu sudah menyakiti khalayak? Hingga ia ikut dihujat dan diolok-olok. Hey, dia bahkan untuk mandi saja, masih butuh ditemani? Jadi logikanya kesalahan apa yang dia buat hingga dia dihujat sedemikian hingga -_-. pernah bayangkan ngak, ketika anaknya nanti dewasa, hujatan-hujatan yang kalian lontarkan dimedia sosial dia baca? Itu mungkin bisa terjadi. Dan apakah kalian bisa membayangkan apa dampaknya?. Bagaimana, jika kalian yang suka berkomentar ini berada pada posisi dia? Kita tidak bisa memilih dari siapa kita lahir! Ingat itu!
Berkomentar boleh guys, dianjurkan malah. Tapi, berkomentarlah pada koridor-koridor batasanmu. Bukan berkomentar hanya menuruti nafsumu tanpa kau filter atau fikirkan terlebih dahulu. Komentar yang baik itu, komentar yang mendukung. Sekarang, apa untungnya sih kita berkomentar yang bukan kapasitas kita tahu. Rugi, mending diam. Banyak dari kalian yang sudah baca atau dengar “don’t judge by the cover” tapi kenapa kita sering banget mengabaikan kalimat itu. Entah sadar atau tidak, kalimat itu jika dimaknai dan diterapkan banyak banget anfaatnya. Hm.
“Siapa sih kamu kokk nulis kek gini”, saya bukan siapa-siapa. Entah sadar atau enggak, saya pastinya pernah melakukan apa yang saya komentari diatas. Tapi saya percaya, manusia bisa berubah asalkan mau berusaha. Jadi, ayo mulai kita rubah kebiasaan yang jelek itu. Komentarlah, tapi kommentarlah pada koridormu. Bukan komentar yang dikeluarkan tanpa filter.
Happy Saturday :). 

Wednesday, 6 September 2017

Memaknai Kemerdekaan

Berhubung hari-hari ini masih bau-bau kemerdekaan. Gimana, kalau kita bahas topik tentang perayaan kemerdekaan.
Hm guys, gimana perayaan kemerdekan di daerah kalian? Meriah kah? Atau biasa-biasa aja? Kalau di daerah gue, perayaaan nya cukup banyak dan meriah. Dimulai dari, lomba-lomba antar desa, lomba stand, lomba kebersihan, lomba layang-layang, dan masih banyak lomba lainnya.
Tapi nih guys, perayaan kemerdekaan juga menimbulkan dampak. Entah positive atau negative. Seperti halnya perayaan yang lainnya. Dimulai dari konsumsi listrik yang meningkat, dan perilaku hedonisme. Namun, di balik sisi yang negaative juga terdapat dampak postive seperi meningkatnya rasa kebersamaan antar warga, dan masyarakat yang kurang mampu juga bisa menikmati hiburan.
Kenapa sih kok konsumsi listrik meningkat? Sadar ngak sih guys, ketika terdapat perayaan, dimana setiap warga dri sebuah RT diwajibkan memasang lampu flip-flop di setiap depan rumahnya. Berdampak ngak sih guys? Yap, untuk memerihkan acara kemerdekaan terdapatt beberapa RT yang mewajibkan untuk membeli sebuah lampu flip-flop. Dan membayar yang jumlahnya juga lumayan. Meski, beberapa terlihat biasa, namun bagi yang kurang mampu yang juga harus menyisihkan pasti berat guys. Belum lagi konsumsi listrik pasti meningkat. Hitungannya setiap rumah 5 watt aja, dikalikan deh satu RT, kalikan lagi setiap malam. Hm, lumayan juga kan!
Ada lagi nih, perilaku hedonisme. Kenapa? Pernah lihat ngak sale hingga 72% i hari kemerdekaan ini? Pasti banyak kan ya. Sadar atau ngak itu menimbulkan jiwa-jiwa hedonisme. Awalnya, barang-barang yang ngak sehaarusnya mereka beli, namun karena ada sale mereka jadi beli. Dan alasannya “mumpung”. Padahal barang yang dibeli belum tentu dibutuhkan.
Ada lagi nih, karnaval wajib. Seru ya pastinya, tapi dibalik itu ada sifat konsumtif lo. Hm, jadi ketika karnaval pastinya pakaian yang dipakai harus menarik bukan? Jadi warga pastinya akan memakai pakaian yang menarik seperti kebaya, baju koran, kaos seragam, dan lain-laian. Mungkin, jika seperti baju koran itu akan menambah daya kreatifitas. Tetapi, bagaimana dengan kaos seragam dan kebaya? Bukannya mereka harus membeli ya seringnya? Hehehe.
Namun, guuys meski di lain sisi banyak negativenya. Tetapi, perayaan juga memiliki sisi positive loh. Mari kita bahas.
Seperti perayaan indah RT, pastinya warga desa berbondong-bondong untuk menata kampungnya sebagus mungkin, sebersih mungkin, dan seindah mungkin. Dari situ, ligkungan akan tampak lebih tertata. Di lain sisi, warga desa akan kerja bakti dan belajar mengemukakan kreativitasnya untuk penataan yang baik. Yang awalnya warga jarrang menyapa, jadi gotong royong dan saling berinteraksi.
Diskon 72%, bagi sebagian orang momen inilah yang ditunggu. Kenapa? Ketika budget pas-pasan dan mereka membutuhkan barang tersebut dan momen promo pastinya akan membahagiakan bukan. Biisa dibayangkan begitu membahagiakannya banyaknya sale, ketika kita tetep menajadi manusia yang tidak menampakkan sifat hedonnya. Pintarlah membentengi diri ketika sale ya guys!. hehe
Ada lagi nih, karnaval. Yap! Pastinya dari karnaval warga akan seing berinteraksi untuk menyuguhkan tampilan yang baik dan menarik. Kreatifitas mereka di tantang supaya budget yang mereka keluarkan sedikit. Semisal nih, dengan memekai baju koran. Dari situ hubungan daan kerukunan antar warga pasti bertambah, karena umlah interaksi yang semakin banyak dan pada akhirnya kerukunan meningkat.

Entah, perayaan kemerdekaan menurut kalian positive atau negative itu kembali pada pemikiran kalian. Kemerdekaan Indonesia adalah momentum berharga yang perjuangan untuk memperolehnya perlu di apresiasi dan diingat. Supaya, setiap warga negara tau betapa beratnya mencapai titik “merdeka”. Dirgahayu Indonesia ke-72. Semoga Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi dan lagi, juga merdeka seutuhnya. MERDEKA.