Malam teman-teman. Sudah lama ya aku ngak update. Malam ini Aku bahas deh tentang komentar.
Menurut kalian nih, komentar itu penting ngak sih? Tapi, gimana kalau kita komentar tapi tidak sesuai kapasitas kita? Masihkah itu dibilang penting?
Sejatinya, apa sih komentar itu? Komentar adalah ulasan atau tanggpan. Memberi tanggpan guys. Iya ngak?menurut kbbi sih itu. Komentar itu sifatnya harus membangunkan ya, dan kalau membangun pasti kita memberikan komentar atas suatu latar belakang permasalahan yang kita ketahui.
Bagi sebagian orang, menulis dan berucap adalah dua kata yang paling mudah dilakukan. Dan seringnya, tanpa dilalui proses berfikir. Duh bahasamu kok jleb ya! Bukan maksud aku menggurui ataupun sok dengan menulis seperti ini. Aku hanya berusaha hehe. Atau banyak dari kalian yang sedang membaca postingan ini berkata “sok bener banget” atau “kek ngak pernah aja!”.
Entah menjadi sebuah kebiasaan ataupun itu ketika kita dihadapkan dengan sesuatu hal yang kita tidak sukai, kita menjudge terlebih tahu, tanpa repot-repot mencari tahu dalamnya. Dibumbui komentar yang pedas kita ucapkan atau ngak kita tulis itu komentar -_-. sadar ngak dibalik komentar yang kalian ucapkan tanpa pemikiran, bisa menjatuhkan orang yang sedang memperjuangkan hal itu. Dengan keras, dan penuh perhitungan. Bahkan perjuangan yang tanpa kalian lihat. Dan lalu hanya komentar pedas yang berasal dari luaran tanpa tahu maksud dan tujuannya kalian lontarkan dengan pedas. Sakit tahu, gimana kalau diposisi kalian? Apalagi kalian pernah merasakannya, entah sadar atau ngak itu juga kalian nikmati dimasanya. Kasian bukan!
Ada laginih, ada yang tau artis Ayu Ting Ting, kadang aku bingung apa yang ia lakukan hingga ribuan orang yang menghujatnya dengan seribu komentar pedas. Cukup! Bukan kapasitas saya mengomentari karena saya juga tidak tahu menahu apa yang dilakukan Ayu. Tapi, satu yang menjadi sorotan, kenapa anaknya yang masih kecil juga ikut dihujat? Apakah anak sekecil itu sudah menyakiti khalayak? Hingga ia ikut dihujat dan diolok-olok. Hey, dia bahkan untuk mandi saja, masih butuh ditemani? Jadi logikanya kesalahan apa yang dia buat hingga dia dihujat sedemikian hingga -_-. pernah bayangkan ngak, ketika anaknya nanti dewasa, hujatan-hujatan yang kalian lontarkan dimedia sosial dia baca? Itu mungkin bisa terjadi. Dan apakah kalian bisa membayangkan apa dampaknya?. Bagaimana, jika kalian yang suka berkomentar ini berada pada posisi dia? Kita tidak bisa memilih dari siapa kita lahir! Ingat itu!
Berkomentar boleh guys, dianjurkan malah. Tapi, berkomentarlah pada koridor-koridor batasanmu. Bukan berkomentar hanya menuruti nafsumu tanpa kau filter atau fikirkan terlebih dahulu. Komentar yang baik itu, komentar yang mendukung. Sekarang, apa untungnya sih kita berkomentar yang bukan kapasitas kita tahu. Rugi, mending diam. Banyak dari kalian yang sudah baca atau dengar “don’t judge by the cover” tapi kenapa kita sering banget mengabaikan kalimat itu. Entah sadar atau tidak, kalimat itu jika dimaknai dan diterapkan banyak banget anfaatnya. Hm.
“Siapa sih kamu kokk nulis kek gini”, saya bukan siapa-siapa. Entah sadar atau enggak, saya pastinya pernah melakukan apa yang saya komentari diatas. Tapi saya percaya, manusia bisa berubah asalkan mau berusaha. Jadi, ayo mulai kita rubah kebiasaan yang jelek itu. Komentarlah, tapi kommentarlah pada koridormu. Bukan komentar yang dikeluarkan tanpa filter.
Happy Saturday :).
0 comments:
Post a Comment