Sunday, 5 November 2017

Judging

Good evening teman-teman. Gimana nih hari-harinya? Bahagiakah, Senangkah atau lagi galau? Hahaha, kalau yang lagi dilanda virus sedih dan bala-balanya, semoga cepat gembira lagi ya 😊
Lama gak bertemu dengan dunia blog nih, ceilah bahasanya. Hahaha. Malam ini aku mau ngajak kalian diskusi nih, tentang komentar. Entah sebenarnya, aku sudah pernah posting tentang ini sih sebenernya. Tapi kali ini lebih ke komentar yang kita utarakan untuk orang yanb baru kita temui.
Menuruut kalian semua nih, penting ngak sih komentar itu? Dan kalau penting kenapa? Dan, kalau tidak kenapa?
Aku kira, banyak dari kalian yang mengatakan komentar itu penting. Karena, dari komentar itu bisa menjadikan kita lebih baik lagi. Iya bukan? Tapi, peranahkah kalian mengingat tiap orang itu beda. Beda orang, beda pula cara penyampaiannya. Mungkin, kalian yang mebaca adalah orang-orang yang selalu siap menerima komentar, entah itu buruk membangun bahkan judging sekalipun. Tapi sadar ngak, kadang orang hanya bisa menerima komentar yang baik.
Sebagian dari kalian, pasti berfikiran orang yang ngak mau menerima kritik, berati orang tersebut tidak mau maju. Nah kan ya belum-belum kalian sudah negative thingking duluan. Haha 😊
Melihat kondisi saat ini, dimana mengeluarkan pendapat sudah bebas dan diatur undang-undang. Bukan berati, kita bisa berkomentar seenak kita, semau kita, tanpa kita melihat sisi-sisi yang lain. Kadang aku begitu miris melihat komentar-komentar yang mengarah ke judging memenuhi kolom komentar di sosial media. Entah itu instagram, facebook, atau akun sosial media lainnya. Kenapa, orang begitu mudahnya mengeluarkan komentar yang ya ya ya sulit untuk ditutupi jika itu melukai, padahal orang itu tidak mengenalnya. Wah, terlalu jauh kalau aku bilang mengenal bahkan belum pernah bertemu. Dan judging itu hanya didasarkan sebuah postingan, yang bahkan waktu, suasana, dimananya saja kadang tidak nampak apalagi kejadiannya bukan. Tapi kenapa judging itu bermunculan, bahkan dari satu judging meracuni orang lain hingga ratusan bahkan ribuan judging. Sadar atau ngak, yang bisa di percaya dari manusia adalah omongannya. Begitu mudah omonngan kita memutar balikkan fakta, ataupun membawa ke jurang kesesatan. Dan judging adalah kesesatan yang paling dalam.
Sebagai manusia tentunya kita juga tidak mau di judging bukan? Apalagi judging itu sangat menyakitkan. Orang baik katanya pencitraan, orang sedekah katanya pamer, dan begitu banyak komentar yang bahkan tidak layak kita perdebatkan. Sejatinya manusia pasti ingin untuk dirinya merasakan kenyamanan, merasakan kebahagiaan dan tenang. Dan sebagai manusia juga kita membutuhkan sebuah komentar dan kejujuran untuk membuat kita lebih maju dan lebih baik lagi. Namun, komentar yang membangun bukan komentar dalam bentuk hujatan. Ada sebuah prinsip yang ingin aku pegang, barangkali kalian ingin juga untuk menerapkannya. “Diamlah, jika kalian tidak tahu. Karena diammu sudah cukup menghormati” kenapa aku beranggapan seperti itu, karena ketika kita bicara ditengah ketidaktahuan kita, bisa saja bukan kebaikan yang kita bawa malah kesengsaraan.

Mungkin banyak dari kalian yang tidak setuju dengan apa yang kutulis diatas. Karena itu, jika terdapat kesalahan dalam post ku kali ini mohon maaf ya 😊 . Dan untuk yang sudah membaca, terimakasih 😊

Saturday, 9 September 2017

Komentar yang Tidak Sesuai Koridor

Malam teman-teman. Sudah lama ya aku ngak update. Malam ini Aku bahas deh tentang komentar.
Menurut kalian nih, komentar itu penting ngak sih? Tapi, gimana kalau kita komentar tapi tidak sesuai kapasitas kita? Masihkah itu dibilang penting?
Sejatinya, apa sih komentar itu? Komentar adalah ulasan atau tanggpan. Memberi tanggpan guys. Iya ngak?menurut kbbi sih itu. Komentar itu sifatnya harus membangunkan ya, dan kalau membangun pasti kita memberikan komentar atas suatu latar belakang permasalahan yang kita ketahui.
Bagi sebagian orang, menulis dan berucap adalah dua kata yang paling mudah dilakukan. Dan seringnya, tanpa dilalui proses berfikir. Duh bahasamu kok jleb ya! Bukan maksud aku menggurui ataupun sok dengan menulis seperti ini. Aku hanya berusaha hehe.  Atau banyak dari kalian yang sedang membaca postingan ini berkata “sok bener banget” atau “kek ngak pernah aja!”.
Entah menjadi sebuah kebiasaan ataupun itu ketika kita dihadapkan dengan sesuatu hal yang kita tidak sukai, kita menjudge terlebih tahu, tanpa repot-repot mencari tahu dalamnya. Dibumbui komentar yang pedas kita ucapkan atau ngak kita tulis itu komentar -_-. sadar ngak dibalik komentar yang kalian ucapkan tanpa pemikiran, bisa menjatuhkan orang yang sedang memperjuangkan hal itu. Dengan keras, dan penuh perhitungan. Bahkan perjuangan yang tanpa kalian lihat. Dan lalu hanya komentar pedas yang berasal dari luaran tanpa tahu maksud dan tujuannya kalian lontarkan dengan pedas. Sakit tahu, gimana kalau diposisi kalian? Apalagi kalian pernah merasakannya, entah sadar atau ngak itu juga kalian nikmati dimasanya. Kasian bukan!
Ada laginih, ada yang tau artis Ayu Ting Ting, kadang aku bingung apa yang ia lakukan hingga ribuan orang yang menghujatnya dengan seribu komentar pedas. Cukup! Bukan kapasitas saya mengomentari karena saya juga tidak tahu menahu apa yang dilakukan Ayu. Tapi, satu yang menjadi sorotan, kenapa anaknya yang masih kecil juga ikut dihujat? Apakah anak sekecil itu sudah menyakiti khalayak? Hingga ia ikut dihujat dan diolok-olok. Hey, dia bahkan untuk mandi saja, masih butuh ditemani? Jadi logikanya kesalahan apa yang dia buat hingga dia dihujat sedemikian hingga -_-. pernah bayangkan ngak, ketika anaknya nanti dewasa, hujatan-hujatan yang kalian lontarkan dimedia sosial dia baca? Itu mungkin bisa terjadi. Dan apakah kalian bisa membayangkan apa dampaknya?. Bagaimana, jika kalian yang suka berkomentar ini berada pada posisi dia? Kita tidak bisa memilih dari siapa kita lahir! Ingat itu!
Berkomentar boleh guys, dianjurkan malah. Tapi, berkomentarlah pada koridor-koridor batasanmu. Bukan berkomentar hanya menuruti nafsumu tanpa kau filter atau fikirkan terlebih dahulu. Komentar yang baik itu, komentar yang mendukung. Sekarang, apa untungnya sih kita berkomentar yang bukan kapasitas kita tahu. Rugi, mending diam. Banyak dari kalian yang sudah baca atau dengar “don’t judge by the cover” tapi kenapa kita sering banget mengabaikan kalimat itu. Entah sadar atau tidak, kalimat itu jika dimaknai dan diterapkan banyak banget anfaatnya. Hm.
“Siapa sih kamu kokk nulis kek gini”, saya bukan siapa-siapa. Entah sadar atau enggak, saya pastinya pernah melakukan apa yang saya komentari diatas. Tapi saya percaya, manusia bisa berubah asalkan mau berusaha. Jadi, ayo mulai kita rubah kebiasaan yang jelek itu. Komentarlah, tapi kommentarlah pada koridormu. Bukan komentar yang dikeluarkan tanpa filter.
Happy Saturday :). 

Wednesday, 6 September 2017

Memaknai Kemerdekaan

Berhubung hari-hari ini masih bau-bau kemerdekaan. Gimana, kalau kita bahas topik tentang perayaan kemerdekaan.
Hm guys, gimana perayaan kemerdekan di daerah kalian? Meriah kah? Atau biasa-biasa aja? Kalau di daerah gue, perayaaan nya cukup banyak dan meriah. Dimulai dari, lomba-lomba antar desa, lomba stand, lomba kebersihan, lomba layang-layang, dan masih banyak lomba lainnya.
Tapi nih guys, perayaan kemerdekaan juga menimbulkan dampak. Entah positive atau negative. Seperti halnya perayaan yang lainnya. Dimulai dari konsumsi listrik yang meningkat, dan perilaku hedonisme. Namun, di balik sisi yang negaative juga terdapat dampak postive seperi meningkatnya rasa kebersamaan antar warga, dan masyarakat yang kurang mampu juga bisa menikmati hiburan.
Kenapa sih kok konsumsi listrik meningkat? Sadar ngak sih guys, ketika terdapat perayaan, dimana setiap warga dri sebuah RT diwajibkan memasang lampu flip-flop di setiap depan rumahnya. Berdampak ngak sih guys? Yap, untuk memerihkan acara kemerdekaan terdapatt beberapa RT yang mewajibkan untuk membeli sebuah lampu flip-flop. Dan membayar yang jumlahnya juga lumayan. Meski, beberapa terlihat biasa, namun bagi yang kurang mampu yang juga harus menyisihkan pasti berat guys. Belum lagi konsumsi listrik pasti meningkat. Hitungannya setiap rumah 5 watt aja, dikalikan deh satu RT, kalikan lagi setiap malam. Hm, lumayan juga kan!
Ada lagi nih, perilaku hedonisme. Kenapa? Pernah lihat ngak sale hingga 72% i hari kemerdekaan ini? Pasti banyak kan ya. Sadar atau ngak itu menimbulkan jiwa-jiwa hedonisme. Awalnya, barang-barang yang ngak sehaarusnya mereka beli, namun karena ada sale mereka jadi beli. Dan alasannya “mumpung”. Padahal barang yang dibeli belum tentu dibutuhkan.
Ada lagi nih, karnaval wajib. Seru ya pastinya, tapi dibalik itu ada sifat konsumtif lo. Hm, jadi ketika karnaval pastinya pakaian yang dipakai harus menarik bukan? Jadi warga pastinya akan memakai pakaian yang menarik seperti kebaya, baju koran, kaos seragam, dan lain-laian. Mungkin, jika seperti baju koran itu akan menambah daya kreatifitas. Tetapi, bagaimana dengan kaos seragam dan kebaya? Bukannya mereka harus membeli ya seringnya? Hehehe.
Namun, guuys meski di lain sisi banyak negativenya. Tetapi, perayaan juga memiliki sisi positive loh. Mari kita bahas.
Seperti perayaan indah RT, pastinya warga desa berbondong-bondong untuk menata kampungnya sebagus mungkin, sebersih mungkin, dan seindah mungkin. Dari situ, ligkungan akan tampak lebih tertata. Di lain sisi, warga desa akan kerja bakti dan belajar mengemukakan kreativitasnya untuk penataan yang baik. Yang awalnya warga jarrang menyapa, jadi gotong royong dan saling berinteraksi.
Diskon 72%, bagi sebagian orang momen inilah yang ditunggu. Kenapa? Ketika budget pas-pasan dan mereka membutuhkan barang tersebut dan momen promo pastinya akan membahagiakan bukan. Biisa dibayangkan begitu membahagiakannya banyaknya sale, ketika kita tetep menajadi manusia yang tidak menampakkan sifat hedonnya. Pintarlah membentengi diri ketika sale ya guys!. hehe
Ada lagi nih, karnaval. Yap! Pastinya dari karnaval warga akan seing berinteraksi untuk menyuguhkan tampilan yang baik dan menarik. Kreatifitas mereka di tantang supaya budget yang mereka keluarkan sedikit. Semisal nih, dengan memekai baju koran. Dari situ hubungan daan kerukunan antar warga pasti bertambah, karena umlah interaksi yang semakin banyak dan pada akhirnya kerukunan meningkat.

Entah, perayaan kemerdekaan menurut kalian positive atau negative itu kembali pada pemikiran kalian. Kemerdekaan Indonesia adalah momentum berharga yang perjuangan untuk memperolehnya perlu di apresiasi dan diingat. Supaya, setiap warga negara tau betapa beratnya mencapai titik “merdeka”. Dirgahayu Indonesia ke-72. Semoga Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik lagi dan lagi, juga merdeka seutuhnya. MERDEKA. 

Saturday, 26 August 2017

Menghargai dan Dihargai :)

Selamat malam minggu man-teman.
Malam Minnggu, rehat gih. Otak kita juga perlu buat istirahat, ngak buat mikir terus. Wkwk. Tapi, kayaknya nih banyak yang udah buat istirahat otaknya meski ngak malam minggu. Hehehe.
Hm, kali ini aku mau bahas topik tentang menghargai. Yyap M-E-N-G-H-A-R-G-A-I.
Apasih pandangan kalian tentang menghargai? Menurut kalian menghargai itu penting ngak sih? Mungkin, bagi sebagian orang menghargai itu terasa sulit untu di tampakkan. Tapi, ngrasa ngak sih apa dampak yang kita rasakan ketika kita tidak dihargai? Banyak banget ngak guuys? Ketika kita ngak di hargai masih semangatkah kita? Kadang, rasa simpati dan hormat itu perlahan menghilang ketika kita ngak di hargai. Iya ngak?
Semisal gini nih, ketika kalian ada forum diskusi atau kepanitian contohnya. Ketika membahas beberapa topik, kalian usul nih, tapi teman-teman kalian no respect. Apa yang kalian rasakan? Pastinya kalian akan merasa tersisihkan atau ngak merasa ngak di hargai, merasa minder, dan akibatnya pada kepanitian-kepanitiaan selanjutnya kalian memilih absen. Hm, bukan maksud mengajak kalian absen sih ketika ngak di hargai. Hehehe. Maksud gue nulis gitu tu untuk menggiring opini kalian guys. Coba deh posisikan ketika kalian menjadi tokoh yang ngak di hargai, kira-kira akan begitu kan? Seminimal beri deh tanggapan buat yang uudah memberi ide atau pendapat, kalau kalian ngak setuju kalian ajaklah si doi brainstorming atau ngak beri penjelasan tentang ide dia. Jadi si dia tetep semangat dan ngak merasa minder. Menghargai sebuah ide itu ngak terlalu sulit kok guys, minimalnya kalian tetep tersenyum dan beri dia ucapan terimakasih dan apabila pendapat nya ngak kalian terima tambahkan maaf. Yang gue bingung 2 kata itu, kok rasanya akhir-akhir ini sudah jarang banget ya didengar. :(. Bukan tentang ihklas atau tidaknya dia memberi atau menyumbangkan ide guys, tapi tentang menghargai. Manusiawi ngak sih ketika ada yang udah berpendapat tapi dikacangin dan dia sakit hati? Sadar ngak siih kita selalu menjudge orang yang sakiit hati ketika ide nya ngak dianggap? Menurutku masalah dia menarik diri bukan karena sakit hati tapi karena minder juga  kurangnya apresiasi kita terhadap ide itu. Coba bayangkan ketiika seseorang yang kalian anggap idenya ngak bermutu, kemudian ia menarik diri dari segala kegiatan bersama padahal ia termasuk aset yang berharga di kegiatan-kegiatan lain. Pasti kita nyesel kan, dan tambah menjudge orang tersebut. Padahal sadar atau ngak kita tuurut andil dalam membuat ia menjadi pribadi yang menarik diri atau rendah diri.
Lain halnya dengan kasus kerjasama. Suatu hari nih, kita ada kerja bareng deh, kemudianbanyak dari kalian yang absen. Padahal nih deadline nya besok, kemudian ada seseorang yang mengerjakan hingga begadang dan memperjuangkan tugas itu, tapi ketika kalian masuk besoknya dan nilainya keluar diluar bayangan kalian dan  dengan resenya kalian mengolok-ngolok pekerjaan orang tersebut padahal kalian sama-sekalai ngak mengerjakan. Bayangkan, kalau tanpa dia bukannya lebih parah ya tugas kalian? Kenapa, ngak kalian bersyukur gitu guys. Udah dikerjakan, dan kalian terima jadi. Sadar ngak sih hal itu menjadikan si dia yang mengerjakan jadi penutup. Kan kasihan guys,.

Kita bisa menjudge orang yang tidak dihargai dengan berhati sempit, ataupun mudah marah. Padahal, sadar atau ngak seringnya kita juga merasa demikian ketika kita berada di posisi dia. Dan merasa kita harus dihargai. Kalau gue bilang posisikan diri lo pada keadaan apapun itu, sehingga ketika kita berada di posisi apapun kita lebih hati-hati minimalnya dengan alasan kita juga ngak mau di posisi dia. Meski banyak alasan lain yang jauh lebih bagus daripada alasan itu yang terkesan mementingkan diri lo sendiri.  Jadi, hargai sekecil apapun itu yang teman ataupun orang lain lakukan untukmu. Hargai lah sekecil apapun itu, meski dengan ucapan makasih dan maaf. 

Tetep semanggat. Happy weekend 

Thursday, 24 August 2017

Tanggungjawab dan Konsekuensi

Hi guysss, besok friday freeyay wkwkwk 
Sebenarnya hari ini aku mau ngangkat  topik random yang beberapa hari ini mengusik pikiran gue. yap, tentang "kewajiban". 
Hm, sebenarnya apasih kewajiban itu? apa sih konsekuensinya? 
Okey, let's take the breathe wkwkw. Jadi gini kadang tuh gue kesel sama banyak orang. Bukan kesel tanpa alasan yaa. 
Generasi zaman sekarang nih kayak mengannggap enteng kewajiban gitu. Dia tahu apa resiko yang dia ambil, tapi seolah abai dengan resiko itu. 
Ada yang tahu arah apa yang ingin gue bahas? haha, baca sampai abis aja deh. 
Kita hidup pasti punya peran dan satutus kan guys? Peran entah sebagai masyarakat ataupun peran sebagai pelajar. Sedangkan kita punya status sebagai anak. wkwk. Sesimpel itu bukan, tapi eits ternyata ngak sesimpel itu bukan. Dari setiap peran dan status itu pasti ada pertanggungjawabannya bukan? 
Seperti ginih, kalian statusnya sebagai pelajar. Apakah kalian terus belajar? hm, bukan dalam artian belajar terus-menerus. Pasti sebagian dari kalian belajar kalau disuruh. wkwkwk. 
Nah sesimpel itu bayangan pendeknya, tapi yang mau gue bahas lebih menjurus ke peran kita setiap hari. 
Bagi kalian, entah appaun itu statusnya. Pasti pernah bukan janjian sama seseorang, dan menurut kalian janjian itu urgent banget. Tapi temen janjian kalian mengannggap itu biasa aja. Sebelkan pastinya. Lebih pendeknya, ketika kalian ada sebuah kerja kelompok. Nah, udah di bagi nih anggotanya. Pasti sadar atau ngak sadar, yang kalian lakuin adalah mbatin dalam hati tentang siapa yang jadi anggota kelompok kalian. Wah si A mantap, dia bertanggungjawab banget. Duh si "B", dia kan malesan. Wah dapat si "C", dia kan mageran. Dan banyak banget komentar-komentar yang mengikuti, padahal ya guys kelomppokkan aja belum nethingnya sudah. Tapi, apa salah kalau pola pikir itu terbentuk dalam pikiran kita, ketika realita nya seringkali seperti itu? Pendapat seseoorang tersebut, pasti didasari sama kebiasaan kita bukan? Yyap, kebiasaan. Sadar ngak sih, seringbanget ketika ada temen kita dalam sebuah kelompok yang tanggap, pasti kita abei dengan tuugas itu. 
Merasa ada yang jadi temeng kita dan anggapan pasti orang itu ngak bakal tega kalau tugasnya ngak selesai. Atau gini, kalau kita dapat temen yang abei dengan tugas, serinng baget kita ngumpat dan mengomentari sana-sini, meski tetep di kerjakan. Atau ngak gini, kalau ada temen kita yang gerak, tapi kita merasa lebih pintar dan kita lagi mager, kita akan mencemoooh hasil pekerjaan itu. Dan, pada akhirnya ketika tugas itu selesai, ketika ada masalah, endingnya salah-salahann. Bener ngak hayo? 
Sadar ngak sih, ketika kelompok itu sudah di bagi, tanggug jawab kita tuh sama guys. Menyelesaikan tugas itu bersama-sama dan dengan sebaik-baiknya. Bukan melempar tanggungjawab seenak hati kita. Bukan sok atau apapun itu, tapi ketika nama kalian udah disebut dalam kelompok tsb, berati sudah ada tanggungjawab yang harus kalian pikul bukan? Jadi, kerjain bareng-bareng ya guys, jangan asal lempar. Okey. 
Lain kasus dengan gini, ngaret. Yap ngaret. Sering banget ngak sih, kita janjian semisal jam 7 buat kerkel, tapi jam 10 baru ngerjain, parahnya banyak yang ngak datang. Kaan sedih. Budaya ngaret, sadar ngak sih, budaya itu amat menyusahkan -_-. Itu tuh salah satu kebiasaan yang menghancurrkan agenda. Bayangkan nih guys, orang-orang yyang on time waktunya kebuang sia-sia buat nunggu kalian. Trus yang awalnya selesai jam 1, jadi molor lagi. Atau ngak kalian yang ngaret tadi punya acara jam 1, pasti kalian akan meninggalkan kerkel itu dan endingnya kerkel ngak jalan sesuai rencana. Kan ya rugi guys. Parahnya lagi waktu kerkel mainan HP semua. Duh, alamat dehhhh. 
Entah, gue bukan orang yang baik guys, yang selalu on time, ataupun yang selalu kerja dalam kerkel. Tapi sebagai manusia, baiknya mengingatkan bukan?
Ketika tanggungjawab itu ada dipundak kalian, apapun itu pasti ada konsekuensinya. Apapun itu konsekuensinya, entah akan berlari kepadamu atau teman-temanmu. 
Tapi, pasti ada konsekuensi itu sebagai bentuk tanggungjawabmu. Kalau kek gini, masih muda gini, kita udah bergantungnya kebangetan, bagaimana kita nantinya? 
Mungkin, sekarang kita masih ada teman yang menjadi temeng, tapi bagaimana ketika posisi teman itu hilang ataupun sudah lelah? Karena, akan ada saatnya dia lelah dan berhenti menjadi temengmu karena ini hidupmu bukan hidup mereka. 
Sekian guys, happy freeyay 

Wednesday, 23 August 2017

Manusia Zaman Kekinian

Selamat malam teman-teman kuh, diskusii yuk
menilik berita yang heboh akhir-akhir ini tentang keegoisan manusia.
mungkin bagi sebagian orang gaya hidup mewah menjadi parameter trendi untuk bergaul,
atau mungkin juga seseorang merasa di hormati ketika barang-barang branded melekat pada tubuhnya,atau berbagai alasan-alasan yang lain. tak adil rasanya jika kita langsung menghakimi dia tanpa tau alasan. meski mengetahuipun kita tetep menghujat, iya kan.apalagi kalau caranya salah. hm.
sadar ngak sih, pola hidup seperti itu juga karena kesalahan kita. ketika mereka memakai pakaian ataupun berplesiran keluar negeri kita akan memandang mereka W.O.W. kemudian menjunjung dengan pujian-pujian yanng menerbangkan pikiran. hingga akhirnya semua orang menempuh cara itu untuk mendapatkan pujian itu.
Kita orang Indonesia, dikenal dengan keramahannya. ramah dalam artian postive loh ya, bukan ramah untuk mengomentari sesuatu yang tak patut untuk kita komentari. banyak dari kita, yang ikut-ikutan. mengjudge sana-sini, padahal tidak tahu apa-apa. mebesar-besarkan sesuatu, yang aslinya bukan kapasitasnya untuk berbicara. mungkin salah satu penyebabnya adalah media sosial. yap, media sosial. kenapa? sadar ngak sih apa yang kita bagi di media sosial seperti gaya hidup kita yang
terkesan W.O.W bisa menimblkan presepsi lain. tidak salah sih membagi kebahagian di media sosial, membagi plesiran, ataupun membagi barang apa yang kita miliki. namun, ingat guys tidak semua orang bisa menangkap apa yang kita bagi. hm, maksudnya gini apa yang kalian bagi pasti yang senang-senang kan, paddahal di balik pencapaian itu butuh perjuangan eksttra yang harus kalian lakukan.   tapi, apakah followers mu tahu? sedang yang mereka liat kamu happy dengan plesiran-mu, dengan barang brandedmuu. hal inilah yang memicu mereka memiliki seperti apa yang kamu miliki, dengan segala cara. Jadi, hati-hati saat posting ya guys.
lain jjuga dengan masalah pandangan kita pada sosok yang kita pandang W.O.W ketika kita bertemu dengan orang yang memakai barang branded atau jabatan tinggi. entah sadar atau ngak, kita pasti terkagum-kagum dengan sosok  tersebut. dan pujian yang kita lontarkan menerbangkan mereka. tidak salah, kita memuji, tappi jangan berlebihan guys! kalau pujian kita terlalu berlebihan, sadar atau ngak akan membentuk sifat selalu ingin dipuji pada pribadii tersebut. daan apa akibatnya? orang terebut akan mempertahankan apa yang dia miliki dengan segala cara. mungkin bisa kita amati berbagai kasus yang ada di sekitar kita saat ini. ehm, kasus korupsi, pembullyan, penipuan dan kawan-kawannya. sadar atau ngak muara kasus itu pola hidup. yap, p-oo-l-a h-i-d-u-p. kenapa kok p-o-l-a h-i--d-u-p? sadar ngak, ketika kita hanya memiliki uang 5000, namun kita makan makanan yang harganya 5500. hm, ngak papa lah toh hanya selisih 500. eehh, kok ngak papa. ya jangan atuh, coba kalikan 500 kali seminggu udah 3500. nah itu kkalian dapat dari mana? jika terus-terusan pasti endingnya gali lubang tutup lubang. ya kan!
hm, sebenarnya bukan kapasatas gue menulis seperti ini, karena gue juga bukan orang yang selalu benar. hm. pesen gue bagilah sekiranya apa yang pantas kalian bagi. yang sekiranya tidak mendapatkan pandangan yang salah pada orang lain. ingat, sekalipun kalian bagi, apa yang kalian dapat? dan ketika kalian bagi, bisa saja menimbulkan persepsi lain. karena, orrang lain tidak akan tahu seberapa waktu yang kita habiskan untuk mencapai titik itu, yang meraka tahu hanya rabaan dari luar.
s-e-m-a-n-g-a-t.

Tuesday, 22 August 2017

Selamat Datang Angkatan 17

Hiiii angkatan 17
cieee, udah jadi mahasiswa dan mahasiswi nih ya
Menginjak jenjang kuliah dan menyandang gelar mahasiswa baru, mungkin adalah waktu yang kaliann tunggu-tunggu.
bagi sebagian orang, menyandang status mahasiswa baru adalah masa di mana kita bebas berbuat sesuka hati kita.
dimana, bagi anak rantau adalah momen terlepasnya dari kekangan orangtua.
well, awalnya aku pun merasa begitu. jauh dari orangtua dan menjadi mandiri. bagi gue dulu, menjadi mandiri dan terbebas dari kekangan orangtua adalah momen berharga. Why? gue yang anak rumahan, dimana dikit-dikit harus lapor, dikit-dikit ngak boleh, dan kemana-kemana seringnya diantar, sangat berekspektasi untuk menjadi remaja yang bisa bebas berekspresi, bebas mau nglakuin apapun selama
menurut gue itu hal positif. ternyata, it's just your exspextation, realitanya kalian akan kangen masa-masa sma kalian, homesick tiap hari, dan kangen ngumpul bareng keluarga.
dan pada akhirnya, kalian akan menyadari indahnya kebersamaan sama keluarga. dan, menjadi mandiri itu ngak semudah yang kalian bayangkan. yang biasanya sarapan, eh sekarang
karena ngekos sarapannya jadi jam 10, untung-untung sarapan, seringnya mah di gabung sama makan siang. alasannya? bukan karena ngak sempat, tapi kita terlalu mengampangkan. hehe
lainnya, biasanya malem sebelum tidur curhat sama Ibu atau Ayah, sekarang hanya via suara. apalagi pas kena kegiatan malam, dan hanya liat foto mereka. baper pastinya. hmhmhm
Banyak yang bilang kuliah ngak seindah FTV. yap, menjadi mahasiswa itu amanah guys. kalian yang anak rantau, di amanahin buat belajar, jadi jangan main melulu ya!.
bermain boleh, tapi ingat porsi yaa. truss, jangan lupa hubungin orangtua kalian. meski cuma WA aja, usahain nih tiap pagi sama malam WA orangtuanya, masak pentegin grub
tiap menit, barang WA ortu ngak bisa. M-A-L-U guys.
Trus nih ya, nantinya kalian akann mengenal lingkungan baru, dimana banyak orang akan melebur dalam satu kesatuan. di bawah naungan universitas kalian. disana,
kalian akan bertemu, berinteraksi, berteman bahkan bersahabat dengan orang-orang baru. hm, kalian boleh berteman dengan siapapun, tapi ingat guys jangan mudah terbawa arus ya.
Ambil sisi positive yang bisa kita ambil untuk pelajaran dalam pertemanan kalian, dan buat sisi buuruknya. hm, istilah lain pilah-piilah pergaulan hehe. hm, apa yaa. oh yaaa yang mungkin sebagian dari kalian merasakan nantinya, fenomena salah jurusan. hm, urgent ya guys. namun, percaya atau tidak pastinya dalam setiap maba hampir dari semuanya merasakan salah jurusan. ngak hanya yang memang dari awal menerima jjurusan itu pada priorotas ke-2 atau ke-3, bahkan
yang pilihan ke-1 pun juga merasakan yang namanya salah jurusan. jadii tetep semangat yaaa...
menjadi mahasiswa itu amanah, bukan hanya dari orangtua kalaian aja guys, tapi juga dari seluuruh warga masyarakat. salah seorang dosen berkata "Uang UKT yang kalian
bayarkan, itu tidak ckup untuk membayar fasilitas yang kalian dapatkan di kampus. dan dari mana kekurangannnya? dari uang rakyat (pajak)". intinya, kalian mahasiswa baru
adalah semangat baru warga negara di luar sana untuk sebuah perubahan yang lebih baik.
semangat, uudah 72 tahun lhooo. jangan loyyooo, okay :)

Saturday, 14 January 2017

Tips SBM dari yang Pernah GAGAL.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUBvPQs7z2Dlbp1-LOm8A27T6bgX-HPNQVbHIlPGtRmfsXYDJgIhJjDuTff-u4MBtimcCtR0a-Syzp3_J6tB7QAXE_BobD59jlzr4Dmh5JHY8goCmJALGFIeOcEqgFPhYl0FSY45a_nZA/s1600/usadapost103.jpg




Hi adik-adik angkatan 14, SNMPTN dan SBMPTN udah diitentuin nih taanggalnya. Udaah pada siap belum nih? Kurang 3 bulan lagi ya? Tanggal 17 Mei kan? Keep Calm guys. Menghadapi uian tulis yang sebentar lagi diadakan, belum lagi UN, dan tryout-tryout yang diadakan. Mungkin bagi kalian yang belum siap ini sangat menyiksa. Benar kan? Aku dulu juga ngrasa gitu. Apalagi ketika nilai TO turun tidak sesuai harapan, rasanya bingung campur takut dan frustasi. Yap? Aku ada tips nih, belajar dari pengalaman aku yang gagal. Duh bahasanya. Karena aku gagal, aku pastinya evaluasikan alasan dibalik kegagalankuu. Hmhmhm. Aku share sedikit tips nih, mungkin bisa kalian pertimbangkan yaa.

1. Jangan nervous
Aku tahu, SBMPTN tinggal tiga bulan lagi. Tapi jangan nervous guys. Kalok kalian nervous pikiran kalian akan terpusat pada ketakutan itu. Lebih baik, kalian tulis strategi-strategi kalian yang baru. Planing harian deh. Pokoknya jangan sampe pikiran kalian terpusan pada ketakutan akan satuu kata kegagalan. Optimiss guys. Dulu aku takut dengan satu kata gagal, so mindsetku terbawa kesana semua. Ketika belajar, tidak bisa dibawa enjoy, yang ada perasaan untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya pada hari itu. Terhantui hari dan banyaknya materi. Hmm.

2. Pelajari materi sampai keakar-akarnya

Tidak sedikit anak yang belajar materi SBM awalnya aja, kalok ngak gitu pindah-pindah anar materi. Seperti ini nih contohnya, satu materi belum paham pindah kemateri lain. Alasannya ngrasa sulit dimateri ini, trus kepo dengan materi lain. Terus seperti itu, at last ngak ada materi yangberhasil dipelajari. Sia-sia bukan. Saran aku nih yaa, mending kalian pelajari metri-metri yang udah kalian planing akan kalian dikerjakan. Bahas satu-satu dari awal, kemudian latian contoh soal. Kerjakan semua soal yang setipe dengan materi kalian tersebut. Entah soal SBM ataupun UN ataupun ujian-ujian lain. Jika sudah pindah kemateri berikutnya. Tapii, pastikan materi yang kalian pelajari tadi sudah kalian pahami benar. Jika kalian mempelajari dengan tipe itu 2 keuntungan yangg kalian dapatkan. Seperti, untuk soal UN kalian bisa kerjakan berapa nomor dengan kepastian benar, dan soal SBM pun juga.

3. Jangan mempelajari soal dulu
Banyak dari kita nih, yang memilih cara praktis dan cepat dalam belajar. Contohnya nih, lanngsung masuk ke soal-soal SBM tahun lalu, tanpa memahami materi. Hi guys, SBM tipe soalnya gak sama dari tahun ke tahun loh. Soal SBM tahun 2016 kemarin sangat berbeda. TPA yang biasanya bisa jadi lumbung nilai, tidak bisa diharapkan. Hahha. So, buat kalian pahami dulu materinya baru cobak ke soal nya. Buang-buang waktu? Ngak guys, justru kalau kalian memahami soal langsung tanpa kematerinya, yang kalian bisa hanya soal dengan tipe itu. Kalau keluar tipe lain gimana? Nah pusing lagi kalian. Bener ngak? Kalau ngak gitu, kalian buka catatan lagi tiap ganti tipe soal. Bkannya malah menghabiskan banyak waktu ya? Kalau aku sih gitu, evaluasi dari dirikuu.

4. Buat planing harian
Mungkin kalian mengabaikan planing harian? Atau sudah buat tapi ngak jalan? Hahha, kayak aku tuh. Wkwk. Padahal, planing harian itu penting banget. Hehhe. Jadi, materi-materi yang kalian pelajari akan terkontrol. Kalau ini berjalan banyak banget keuntungan yang kalian peroleh loh. Waktu 3 bulan ini, bagi dengan jumlah materi yang akan kalian pelajari. So, kalian bisa memaksimalkan antara waktu kalian dan materi yang kalian pelajari. Tapiii, harus bener-bener jalan loh yaaa. Hehhe. Misal nih yaa, kalau kalian bener-bener menjalankan ini, trus ada TO di bulan Februari. Nah pastinya ada lumbung nilai pasti dari materi yang kalian pelajari.

Ok guys, mungkin itu yang dapat aku bagi. Tips belajar dari anak yang pernah ggagal SBM, tapi Allah bik banget. Kegagalan SBM bukan mematikan atau membunuh mimpi kalian kok. Sabar aja deh kuncinya. Masih banyak jalur yang buka kok. Dan alhamdulillh meski, SBM ditoolak, aku diterima di UMPN. Hehhe. Tapii, selagi kalian mampu berusaha kenapa tidak. Pokoknya kudu semangat berjuang yaaa. Semangat semangta FIGHTING. . . GANBATTE. . . 

Wednesday, 11 January 2017

Cashtree


Kecanduan Gadjet, tapi tidak bisa mennghasilkan sesuatu? Hm, ini nih problem utama yang sering dihadapin mahasiswa. Tambahan lagi, jarang mahasiswa zaman sekarang yang memiliki pulsa. Pulsa loh gguys bukan paketan. Gue juga gitu, bingung banget waktu kena moment mau ngubungin dosen tapii gk ada pulsa. Hahha.

Waktu itu ngak sengaja baca review applikasi yang cocok untuk mahasiswa. Dan dari situ guys aku kenal cahstree application. Dari apllikasi itu kalian bisa dapet pulsa yang lumayan lah buat telfon ataupun sms. Apalgi nih buat kalian-kalian yang termasuk gadjet addictive. Wkwkwk. Aplikasi ini free, bisa lo download di google playstore trus sign up dengan nomor mu.

Cara ngoprasikan aplikasi ini cukup mudah kok, cukup dengan buka kunci dan taraaa kisaran puluhan rupiah hinga ratusan rupiah pulsa akan terisi di saldo aplikasimu. Mudah bukan. Mungin nih diantara kalian ada yang khawatir dengan pemikiran hp gue akan lemot? Tenang, aplikasi ini cukup ringan kok guys. So, buat hp yyang maaf agak lama masih bisa. Trus nih yaaa, untuk yang hpnya cukup baru dan memiliki RAM yang lumayan, kalian bisa bertambah senang. Why? Aplikasi ini juga menwarkan beberapa aplikasi yang kalian download dapat pulsa. Bahkan sampai Rp 15.000 untuk sekali download. Whahha. Untuk lebih menghemat kuota nih, tips ya kalian download pakai wifi sekolah ataupun kampus, trus habis itu kalian hapus deh. Pulsa dapat, kuota ngak berkurang, daannn memori utuh. Mantap jiwa

Sekian deh review untuk hari ini, kapan hari sambung lagi guys. See you in my next post. :) :)