Friday, 9 March 2018

Pacaran


Hallo guys, welcome to my random taught. Ehm, kali ini Mita punya topik nih, seru kek nya buat di bahas. Hehe. Pacaran.  Siapa hayo yang udah punya pacar? Atau yang jomblo? Haha.
Kalau aku sih nih ya memilih untuk tidak pacaran terlebih dahulu. Ada yang sependapat? Atau  berberda pendapat? Gak papa lah, yang penting kita masih sama-sama manusia. Jayus ya.
Btw, menurut kalian pacaran itu yang seperti apa sih? Sama-sama menyampaikan perasaan atau gara-gara salah seorang pasanganmu yang menyatakan cinta? Menurut Wikipedia  pacaran merupakan proses perkenalan dua insan manusia yang biasaya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Wah, kalau dari wikipedia kek gitu berati pacaran itu tujuannya mau nikah ya?
Kalau anak TK yang pacaran tujuannya apa coba? Haha.
Kalau  aku sendiri, aku memilih untuk tidak  pacaran. Pamanku pernah berkata “Adek, kamu tau ngak kalau  pacaran itu merugi? Ketika kamu pacaran dosa-dosamu yang nanggung masih Ayah loh, ngak kasian kamu sama Ayah?” sepintas kata-katanya biasa sih, tapi menurutku menusuk. Ayah yang nngak tau apa-apa, eh Ayah yang berdosa. Kalau semisal kita di posisi Ayah ngak mau juga kan? Wkwk.
Kalau dari orangtuaku sendiri, engga pernah secara terang-terangan melarang untuk pacaran. Ketika aku cerita-cerita tentang banyaknya temenku yang pacaran saat SD, Ayah hanya berkata “Adek, Ayah sama Ibu lo berusaha banget jaga hati adek. Ya masak Ayah tega biarin Adek sakit hati sama orang yang bahkan baru kenal Adek. Kalau Adek ngrasa sakit hati, yang lebih dulu kerasa itu Ayah karena Adek masih tanggung jawab Ayah” ah itu kata yang sangat mengena di hati haha. Bener juga kalau di resapi. Mungkin awalnya aku ngak paham, tapi lambat laun ngerti dan semakin kesini makin ngerti hehe.
Entah pacaran atau tidak kalian punya pandangan sendiri. Pro dan kontra pasti selalu ada. Dan kalian pastinya tau mana yang benar mana yang tidak hehe. Dan semoga, langkah yang kalian ambil lebih mendekatkan diri ke Yang Maha Memiliki.
Sekian, Mita random taught.


0 comments:

Post a Comment