Selamat Pagi,
Selamat Hari Jum’at. Semoga harinya indah ya. Eh iya berhubung ini hari Jum’at
jangan lupa baca Al Kahfinya ya J.
Emang hari ini rasanya kayak hari libur ya? Males mau ngapa-ngapain. Eyaaaa.
Meski begitu hari ini kita harus tetap semangat ya guys, sebagai rasa syukur
kita atas nikmat hari ini. Alhamdulillah.
Kalian tau ngak
topik apa yang paling rame dua hari belakangan ini? Jangan sampe ngak tau ya
guys, ngeliat sosmed aja sempet, masa baca berita ngak? Wkwk. Yap, Rusuh di
markas Moko Brimob. Gimana sih tanggapan
kalian menurut kejadian itu?
Dikutip dari
Kompas.com berikut adalah rentetan kejadiannya
Kerusuhan terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa
Barat, Selasa (8/5/2018) malam hingga Rabu (9/5/2018) dini hari. Peristiwa yang
bermula dari cekcok antara tahanan dan petugas dari personel Brimob Polri ini
kian membesar hingga polisi harus mensterilkan lingkungan di sekitar Mako
Brimob. Dalam kasus ini, ada 156 napi teroris yang
terlibat kerusuhan dan penyanderaan terharap polisi. Ada 9 orang polisi yang
disandera, 5 orang di antaranya gugur dibunuh secara sadis dengan luka bacokan
dan tembakan, sedangkan 4 lainnya bisa dibebaskan dalam kondisi luka-luka.
Sandera terakhir yang bebas adalah Bripka Iwan Sarjana yang merupakan anggota
Densus 88 Antiteror.
Kejadian ini
dimulai dari pukul 21.00 WIB, dimana korbannya meninggal pada pukul 01.00 WIB,
namun baru di publish kan pukul 16.00 WIB.
Terlepas dari rasa
keprihatinan kita, dan terlepas dari
rasa duka kita atas gugurnya para prajurit bangsa. Harapan kita tentunya
semoga kejadian ini segera berakhir.
Banyak pertanyaan
yang pastinya muncul dibenak kalian. Bukannya ini daerah kawasan polisi elit
dengan kemampuan yang ekstra? Dan tentunya peristiwa ini merupakan pukulan
telak bagi institusi Polri.
Banyak masyarakat
yang bertanya-tanya mengenai kualitas kinerja Polri, bagaimana markas polri
bisa diacak-acak dari dalam. Bahkan, hingga menimbulkan korban jiwa. Dari mana
para tahanan ini mendapatkan alat-alat
semacam golok d l l. Lantas, bagaimana
dengan penanganan teroris diluar markas polri?
Dari kasus ini
banyak pelajaran berharga yang didapat. Evaluasi-evalusi yang hendaknya
diterapin untuk kebaikan kinerja polri kedepannya. Banyak dari netizen yang memberikan saran dengan meminta bantuan dari kopasus maupun TNI.
Hal itu tentunya
bukan maksud masyarakat untuk merendahkan kinerja polri, melainkan tujuan agar peristiwa
ini segera teratasi.
Entah berbagai
macam saran yang sudah disampaikan netizen, namun sebaiknya sebagai warga negara
yang baiknya tentunya saran yang kita beri hendaknya saran-saran yang membangun.
Bukan dengan saran-saran yang berbau adu domba dengan membawa ras atau bahkan agama. Agama adalah hal terbaik
yang dipilih setiap masing-masing individu. Tentunya dalam agama tidak pernah
diajarkan untuk berbuat atau bertingkah laku buruk.
Sebagai warga
negara rasanya juga sedih bukan
ketika komentar-komentar kita
didunia sosmed dibaca oleh orang dari negara-negara lain. Bukannya malah tamparan keras (lagi) untuk Institusi negeri ini. Apalagi ketika komentar
kita bernada provokatif yang memicu pertengkaran ditengah duka yang mendera
instutusi ini? Ketika seseorang yang awalnya fokus dengan permasalahan ini dan
evaluasinya, namun dengan komentar kita menjadi tersulut. Aku rasa kebebasan
berkomentar di dunia maya semakin bebas, hingga saking bebasnya terkadang
aturan seolah diabaikan. Semoga kita menjadi manusia-manusia yang bijak dalam
menggunakan sosial media.
Sebelum random
taught ini berakhir, marilah kita mendoakan para abdi negara yang telah gugur
kemarin. Semoga, amal-ibadahnya diterima disisiNya dan diampuni dosa-dosanya. dan
keluarga diberi ketabahan. Yang terakhir dan tentunya harapan kita semua,
permasalahan ini segera selesai, dan evaluasi-evaluasi yang disebutkan
benar-benar diterapkan. Dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Terimakasih. Mohon
maaf apabila ada pendapat aku yang menyakiti hati, dan benar-benar tanpa ada
niatan maupun unsur kesengajaan.
Referensi :
0 comments:
Post a Comment