Tuesday, 1 May 2018

DEWASA!!!


Selamat Pagi guys. Haha. Cukup lama ngak posting ya? Ada yang kangen dengan tulisan Mita? Kalau kangen commend ya. Haha.
Kali ini aku punya bahasan yang saat ini kurang dimiliki remaja zaman now. Aku menulis ini pun, bukan seolah aku sudah memiliki sifat itu guys. Ku hanya berbagi, berdasar pengalaman ku seminggu ini haha.
Aku mengalami suatu kejadian, dan dalam kejadian itu problem solving nya butuh kerja keras, konsistensi, dan kedewasaan. Why? Ya pokoknya begitulah haha.
Menurut kalian berfikir dewasa itu apa sih guys? Haruskah menjadi tua baru kita dewasa? Ataukah setiap usia itu harus berfikir dewasa? Kalau menurutku sih, dewasa itu kewajiban. Tak peduli  usiamu berapa atau kamu siapa. Tapi, dewasa sesuai porsinya dan sesuai keperuntukkannya.
Adikku masih kecil, namun kata  Ayah dia harus berfikir dewasa. Tapi, dewasa adekku dan aku tentunya berbeda guys. Adikku sudah dianggap dewasa, ketika dia manu mengalah memberikan mainannya secara bergantian pada sepupuku yang leih kecil. Adekku juga sudah dianggap dewasa ketika ia mengakui kesalahannya. Lantas, apakah adikku selalu dituntut berfikir dewasa? Jawabannya tidak, adekku ya tetap adek yang tentunya usianya jauh dibawahku. Kata Ayah membuat kesalahan itu wajar, mengulanginya yang tak wajar. Penyesalan itu boleh dan harus, tapi berkubang dengan penyelan itu namanya menyia-nyiakan kesempatan.
Dewasa menurutku untukku saat ini, ketika kita mempunyai masalah dan mencari solusi bukan mencari pembelaan dengan menyalahkan keadaan. Mungkin, ketika ada  orang yang tak sesuai dengan presepsi kita, maka tunjukkan kebenarannya, lalu cari solusinya. Karena goal dari setiap permasalahan adalah solusi. Orang punya presepsi yang berbeda dengan kita, itu wajar karena manusia. Tapi, orang yang selalu mencari pembelaan itu namanya cari aman dan ngak dewasa!
Selain itu, dewasa menurutku ketika kita memiliki masalah dan menyelesaikannya dengan seminimal mungkin melibatkan orang-orang yang tidak berhubungan dengan masalah kita. Why? Apakah masalah kita tidak membebani orang tersebut, bagaimana kalau masalah dia jauh lebih berat dibandingkan dengan masalah kita? Atau malah menimbulkan kesalahpahaman karena dia berbeda posisi dengan kita.  
Tapi, bagaimana kalau orang itu benar-benar peduli dengan kita? Kalau menurutku bolehlah berbagi, tapi jangan mengantungkan pennyelesaiannya dengan berharap pada orang lain. It’s not sense. Kita sama-sama punya kesempatan buat menyelesaikan bukan?
Dari suatu masalah pastinya banyak hal yang kita pelajari. Meski sakit, tapi efeknya jauh lebih besar. Pendewasaan sangat diperlukan bukan dalam menghadapi masalah. Tapi ingat, ketika orang lain punya masalah yang sama dengan yang pernah kamu alami, jangan selalu samakan. Kita bukan dia, begitupun dia bukan kita. Kita dua individu yang berbeda, tentunya punya akal, hati, dan naluri yang berbeda.
Kutuliskan ini, bukan semata-mata aku sudah dewasa. Hanya niat berbagi “dewasa” menurut aku.
Happy holiday~~~~

0 comments:

Post a Comment